Skip to main content

Adab Menuntut Ilmu oleh Ira Rahmah Awalanti

NHW#1
Adab Menuntut Ilmu
Berawal sejak dinyatakan positif hamil saya merasa kalau sudah siap menjadi seorang ibu. Sudah terbayangkan bagaimana saya akan mendidik rejeki dari Allah Subhanahu Wa Ta'alaa ini. Pastinya bentuk pendidikan yang terbayang kurang lebih yang sudah pernah saya dapat sejak kecil. Belum pernah terbayangkan bagaimana seharusnya saya akan membimbing anak-anak nanti. Mama, guru saya nomor satu mengatakan sering-sering lah membaca Al-Qur'an agar anak dalam rahim sudah terbiasa mendengarkan wahyu-wahyu Allah Subhanahu Wa Ta'alaa yang diturunkan melalui Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam.
Mencari metode pengajaran yang benar mengantarkan saya pada metode montessori yang menstimulus anak menjadi anak yang percaya diri dan mandiri sejak dini tanpa disadari sang anak. Dan saya mengaplikasikan metode ini dengan lingkungan yang islami dan metode berdasarkan prophetic parenting yang saya peroleh dari membaca buku.
Dengan semua usaha mendidik anak ini membuat saya sadar ternyata saya belum sepenuhnya siap menjadi orang tua, menjadi ibu, menjadi madrasah, menjadi guru pertama bagi anak saya. Apalagi waktu saya terbagi untuk kerja juga. Satu persatu semua kekurangan saya coba untuk kumpulkan dan merancang apa saja yang harus saya pelajari untuk mengembangkan diri saya agar pantas menjadi guru bagi anak saya.
Ada beberapa ilmu yang ingin saya pelajari yang seharusnya sudah saya kuasai sejak dulu namun mungkin teralihkan karena cita-cita yang lain. Ilmu yang ingin saya pelajari dan alasannya adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari ilmu Al-Qur'an.
Dari cara membaca yang benar, menghafalkan, sambil memahami artinya. Alasannya Al-Qur'an adalah pedoman lengkap bagi kehidupan seorang muslim. Memahami isi Al-Qur'an in shaa Allah dapat memahami seluruh ilmu termasuk ilmu mendidik anak agar menjadikannya anak yang sholeh berdasarkan fitrahnya.
2. Ilmu parenting.
Setelah berilmu tentunya dibutuhkan ilmu mengajar sebagai orang tua terutama untuk menjadi guru yang utama bagi anak sendiri. Memahami karakter anak sehingga transfer ilmu dapat tepat sasaran.
3. Ilmu menulis yang produktif dibidang fiksi dan non fiksi (pendidikan dirumah).
Ilmu yang sudah didapat dan diberikan kepada anak, in shaa Allah ingin dituangkan dalam tulisan sebagai catatan harian secara pribadi dan di sharing agar dapat bermanfaat bagi orang lain.
4. Ilmu berdagang yang syar'i.
Menggali kesenangan masa kecil yang timbul tenggelam karena tidak ada pengarahan namun selalu saya lakukan meskipun dengan sekala kecil yaitu berdagang.
Strategi menuntut ilmu untuk keempat ilmu ini tentu berbeda-beda dan butuh usaha yang banyak dan fokus. Strategi yang saya ambil adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari Al-Qur'an, saya mengikuti kelas tahsin dan mengikuti program penghafal Al-Qur'an dari yayasan Ar-Rahman. Untuk memahami isi dan arti dalam Al-Qur'an saya sedang mulai membaca buku ringkasan tafsir Ibnu Katsir oleh Muhammad Nasib. Dan saya sedang mencari kelompok bedah buku islami maupun bedah Al-Qur'an.
2. Ilmu parenting sudah beberapa kali saya peroleh dari berbagai seminar parenting. Namun saya merasa masih kurang dan mungkin tidak akan pernah cukup. Karena ilmu sebagai orang tua itu adalah pelajaran seumur hidup karena kita mendidik manusia yang hidup dan berkembang sesuai dengan jamannya.
3. Ilmu menulis saya mulai perdalam lagi setelah bertemu rekan-rekan di kelas Foundation IIP KalTara. Saya sedang berusaha dan akan selali berusaha menggali kemampuan saya dibidang menulis ini sampai saya dapat menulis buku sharing mengenai pendidikan dirumah yang saya terapkan untuk anak saya.
4. Lewat kajian-kajian saya belajar mengenai ilmu berdagang yang syar'i dan dari rekan-rekan saya belajar praktek berdagang.
Dalam mencari ilmu-ilmu yang saya inginkan, begitu banyak perubahan dalam diri saya yang prosesnya cukup panjang. Dulu orientasi saya belajar menuntut ilmu hingga jenjang S2 adalah untuk mendapatkan kedudukan yang baik dalam suatu perusahaan. Namun pemikiran itu berubah setidaknya terasa perubahannya sejak saya memiliki buah hati yang saya merasa ingin dan mampu untuk dapat mendidiknya sendiri.
Saya ingin anak saya menjadi penghafal Al-Qur'an, saya ingin anak yang sholeh, saya ingin anak yang cerdas dan semua keinginan itu harus dimulai dari saya dan suami. Kami harus menjadi teladan bagi anak kami, menjadi orang tua yang sholeh, menjadi penghafal Al-Qur'an, dan tidak pernah putus belajar mengenai hal-hal baru agar tidak ketinggalan jaman. Dan tentu saja tidak pernah terputus doa yang saya panjatkan agar semua usaha dan keinginan diberkahi serta diijabah oleh Allah Subhanahu Wa Ta'alaa.
Dengan semua itu, pemikiran tentang karir dalam suatu perusahaan bergengsi tidak lagi jadi impian saya. Impian saya adalah menghasilkan generasi yang sholeh sholehah dengan ibu sebagai guru utamanya. Saya percaya hanya ibu yang bisa merangkul, menyayangi, dan mendidik anaknya setulus hati. Untuk menghasilkan generasi yang sholeh sholehah harus dimulai dari saya. Dan saya pun resign dari pekerjaan saya untuk meneruskan impian-impian yang tertunda.

Comments

Popular posts from this blog

Hari 1_Komunikasi Produktif

Bismillahirohmanirohim Akhirnya tantangan kuliah bunda sayang yang ditunggu-tunggu sekian lama sudah dimulai. Degdegan seperti saat menunggu mulainya perkuliahan ini. Sepertinya dulu kuliah tidak se-nervous ini hehehe... Yes, game level 1 selama 10 hari diawali tentang komunikasi produktif. Kalau dipikir, kenapa kok sepertinya complicated ya? Kan hanya komunikasi yang kita jalani setiap hari dengan anggota keluarga lainnya? Eits! Jangan salah...kali ini komunikasi yang kita lakukan harus produktif, harus terjadi perubahan yang positif seperti yang semua pihak inginkan. Hari ini kejadian unik dan lucu namun sebenarnya sering kejadian sih. Saya disini sebagai penengah antara suami dan anak saja namun saya sebagai pelaku komunikasi produktifnya. Muhammad menjelang tidur siang minta dibuatkan susu coklat ke Abinya. Dan Abi pun membuatkan susu kesukaan Muhammad dengan segera. Ternyata saat dirasa susu itu masih agak panas dan saya mengerti Muhammad akan meminumnya setelah beberapa saa

Hari 10_ Komunikasi Produktif

Bismillahirohmanirohim Alhamdulillah hari ini situasi lebih kondusif dari kemarin. Bersyukur saya selalu dapat belajar dari pengalaman teman-teman di kelas BunSay#4 IIP yang sama-sama sedang belajar komunikasi produktif. . Sejak kemarin yang diuji adalah kesabaran dengan menahan emosi saat kondisi saya sedang kurang baik. Komunikasi produktif hari ini dengan Muhammad terbangun karena membicarakan perencanaan acara hari ulang tahunnya. Yang sebenarnya kebiasaan ini sedang dalam proses hendak dihilangkan. . Perjalanan hijrah Umi dan Abi masih dalam tahap belajar sejalan dengan mendidik Muhammad dan adiknya kelak. . Membicarakan ulang tahun ini membuat hati Muhammad sedikit tentram dan senang sekali. Nasehat yang dari kemarin sempat terlempar jauh, secara otomatis tanpa diulang langsung berjalan. Umi : "habis minum susu Muhammad mandi ya sama acil" (dengan suara yang ramah) Muhammad : "iya umi" . Alhamdulillah...one step a head ya Muhammad...we still learni

Kemandirian - Muhammadhsahomeschool

https://www.instagram.com/p/BfIKeFMAPul/ Kemandirian adalah salah satu hal yang utama yang harus dipelajari menurut saya. Kemandirian harus dibentuk sedini mungkin, bukan nanti kalau sudah besar, sudah mengerti. Kemandirian bisa dibentuk melalui pembiasaan yang cara mengajarkannya saya juga masih learning by doing. . Secara fitrah, anak sudah ingin melakukan secara mandiri segala hal yang dia lihat dari contoh disekitarnya. Fitrah belajar hingga piawai yang merupakan salah satu potensi baik manusia. Namun terkadang orang dewasa tidak menyadari potensi itu dan menganggap anak-anak itu BELUM BISA, BELUM MENGERTI, yang pada akhirnya tanpa disadari mengubur fitrah belajar hingga piawai tersebut. . Disini Muhammad belajar, tidak hanya mainan dan lemari mainannya saja yang harus dibersihkan. Tapi seluruh bagian rumah termasuk dapur juga harus bersih. Melihat umi bersih-bersih, tanpa diminta Muhammad langsung mengambil lap ditempat lap disimpan dan bertanya yang mana lap untuk dapur kare