Skip to main content

Ramadhan 1441 H

Ramadhan 1441 H, April - Mei 2020. 
In shaa Allah pahala kesabaran tidak hanya menahan haus dan lapar. Kesabaran umat muslim dalam #StayAtHome demi saling menjaga kesehatan sangat diuji. Tidak hanya kesehatan pribadi yang harus diperhatikan, namun kesehatan orang-orang yang kita cintai terutama orang tua dan anak-anak yang sangat mudah terjangkit covid-19 ini harus sangat dikhawatirkan. 
Seminggu pertama, awal Ramadhan masih bersama Abi. Setelah itu harus terpisah selama sebulan karena pandemik ini. 
Ramadhan tahun ini termasuk yang ter-khusyuk menurut Umi, karena tidak ada keinginan untuk ke pasar ramadhan, karena memang ditiadakan due to pandemik, again. Tidak ada godaan BukBer dan buka puasa di mall hehehe... 
Tempat satu-satu nya yang sering dikunjungi ya hanya rumah Nenek Kai, atau indomaret kalau kepepet memenuhi kebutuhan. Kalau tidak kepepet ya belanja online. 
Alhamdulillah selama Ramadhan #DiRumahAja ini juga bersamaan dengan pertama kalinya MuhammadHSAbdurrahman puasa full dan berniat sebulan penuh. Karena tidak kemana-mana juga, tidak kerumah tahfidz, tidak english club, tidak gardening, alhamdulillah jadi terjaga puasanya. Meskipun jadi agak malas muroja'ah nya, kegiatan jadi sesukanya, dan belum bisa menahan amarah. Tapi memang fokus tahun ini ya hanya puasa full selama sebulan penuh and alhamdulillah mission accomplished šŸ˜
.
Dan untuk Umi, meskipun belum bisa puasa karena masih menyusui di bulan ramadhan tahun ini ingin mengembalikan aktifitas yang sudah pernah jadi rutinitas dan fade away karena kurang bisa memenej waktu. Antara lain aktifitas itu adalah one day one juz, sholat dhuha, sholat tahajud, dan menambah hapalan surah. 
Bismillah... Semoga lepas ramadhan... Aktifitas tersebut tidak ikutan lepas ya. 
.
#diary_umi 

Comments

Popular posts from this blog

Sepintas Kesibukan Yang Tak Berujung

Ya...disanalah laptop itu menyala dan hanya menyala.  Tidak tersentuh sedikitpun. Dan aku hanya bisa melihat dari kejauhan sambil melakukan rutinitas pagi yang tak nampak akan selesai karena sambung menyambung. Kalau pun ada jeda, aku manfaatkan untuk sedikit sarapan santai sambil duduk, menikmati roti meises dan milo hangat.  Tidak berselang lama, kadang sempat selesai sarapan kadang masih sekali gigit rotinya dan sekali seruput milonya. Karena si kecil bangun dan kakak sudah selesai bersiap untuk sarapan sebelum pergi ke sekolah. Si kecil yang menangis karena saat terbangun tidak ada ummi di sebelahnya. Si kecil yang ingin di peluk saat terbangun dari tidurnya. Si kecil yang sudah pandai protes jika semua tidak sesuai dengan keinginannya. Si kecil yang sudah mulai bisa memilih sesuai dengan kebutuhannya, meskipun terkadang pilihannya masih belum akurat. Si kecil yang sudah ga kecil-kecil amat lagi meskipun masih balita. Saatnya harus mengantar kakak, si kecil pun hanya ingin...

Spooning Coriander (Ketumbar) / Practical Life

Umi sudah mempersiapkan untuk kegiatan transfer kering ini dalam rangka IndonesiaMontessoriChallenge 2. Mulai dari wadah sampai bahan yang akan ditransfer oleh muhammad. Tapi waktu umi buka kulkas, muhammad lihat dan langsung mengambil botol yang isinya ketumbar. Muhammad minta bukakan botolnya dan ternyata isinya mau dimainkan. Hm...karena muhammad sudah tertarik sama ketumbar ini maka umi langsung menumpahkan ke wadah yang sudah disediakan. Tadinya wadah yang disediakan adalah 2 mangkuk stainless yang hampir sama besar. Tapi jadi berubah menjadi 1 mangkuk stainless dan botol tempat ketumbar disimpan. Muhammad lebih tertarik spooning ketumbar atau coriander-nya dari mangkuk ke dalam botol 😊 Walaupun masih berantakan tapi sebagian besar ketumbarnya masuk ke dalam botol. More practice my prince! I will be here for you 😙

Malang, Juli 2018 Part 4

Di Museum Tubuh   Hari ini Muhammad mau jalan-jalan kedua tempat. Yang pertama ke Museum Tubuh yang dikenal dengan Museum Bagong di JaTim Park 1. Kedua kami mau ke Museum Angkut.   Dari hotel kami pakai Go Car lagi, dan kali ini Abi ikut serta. Alhamdulillah, dapat supir Go Car yang mengetahui jalan alternatif lagi jadi kami sekitar 45 menit sampai di Museum Tubuh The Bagong Adventure. Sampai disana kami langsung beli tiket dan masuk. Alhamdulillah, tidak antri bahkan termasuk sepi.   Di Museum Tubuh Muhammad juga tidak terlalu excited. Bukan tidak excited tentang isinya, tapi lebih karena ruangan yang tidak begitu terang. Kalau untuk alat peraga Muhammad cukup tertarik. Dari sejak 2 tahun lalu, saat kami ke Museum Tubuh rasanya Museum ini tidak begitu banyak perubahan atau perkembangan.   Muhammad sempat mendapat pengetahuan mengenai vaksin melalui 3D movie. Lumayan setelah nonton ini Umi lebih mudah menjelaskan kenapa harus vaksin alias disuntik. Sepertinya pen...